Donasi Bantu Guru Honorer Sejahtera
Dompet Dhuafa
Banyak yang bilang pendidikan adalah investasi terbaik bagi seseorang. Dengan pendidikan yang berkualitas, banyak kesempatan baik terbuka, kehidupan lebih baik di depan mata.
Dengan segala manfaat baik dari pendidikan yang berkualitas, sering kali kita lupa bahwa pendidikan bukan hanya tentang anak didik, melainkan juga mereka ujung tombak perjuangan yang jadi jembatan ilmu untuk para murid, yaitu guru. Namun, ironi sering kali terjadi di negeri ini, terlebih bagi mereka para guru honorer.
Bak air susu dibalas air tuba, hasil riset Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa pada Mei 2024, sebanyak 74% guru honorer dari 403 guru di 25 provinsi memiliki gaji di bawah Rp 2 juta, dan sebagian lagi di bawah Rp 500 ribu (di bawah Upah Minimum Kabupaten-Kota 2024), begitupun yang dialami oleh Ustadzah Ulil, guru honorer di Tenjo, Bogor, Jawa Barat.
Merantau jauh dari Wonosobo ke Tenjo bukan hal mudah pada awalnya, terlebih di usianya yang masih muda, awal dua puluhan. Namun ada satu hal yang selalu melekat di hati beliau, yaitu rasa senang saat melihat anak-anak tumbuh dan mulai mengerti hal-hal baru.
"Saya senang mengajar, dulu sewaktu kuliah saya ambil jurusan PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini) karena ingin mengajar. Bagi saya mengajar bukan hanya mereka yang belajar, tapi saya juga belajar dari mereka, dan saat mereka mengerti satu hal karena belajar bersama saya, rasanya senang sekali. Inilah manfaat hidup saya", ungkapnya
Bersama rekan-rekan guru honorer lainnya, saat ini Ustadzah Ulil mengajar di salah satu Taman Kanak-kanak (TK) di Desa Cilaku, Tenjo. Memberikan pendidikan dasar untuk anak-anak usia 4-6 tahun dari pagi hingga siang hari, lalu lanjut mengajar anak-anak desa belajar al-quran di sore hari.
Dengan semangat muda dan tekadnya yang masih membara, lelah mengajar tak menjadi beban baginya. Semua ia jalani dengan penuh syukur meski dalam kondisi serba terbatas, termasuk gaji yang masih jauh dari UMK.
Alhamdulillah, meski tak besar, setiap bulannya bisa dapat gaji 1 juta per bulan. Biar hemat, biasanya makan bareng dengan guru-guru lain. Kalo untuk istirahat dan tidur, saya tinggal di atas (kelas siswa yang kosong) bareng guru rantau yang lain, alhamdulillah ga usah bayar uang kost, tambahnya
Melansir laman Bisnis.com, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan sebanyak 42% masyarakat yang terjerat pinjol (pinjaman online) ilegal datang dari kalangan guru. Besarnya biaya hidup yang tak seimbang dengan rendahnya gaji menyebabkan guru honorer rentan terhadap pinjaman online ilegal dan terbelenggu oleh banyak utang.
Di sisi lain, mereka adalah ujung tombak perjuangan dalam melahirkan generasi-generasi emas Indonesia di masa depan.