Wakaf Bangun Pondokan Siswa di Pulau Timor, NTT
Dompet Dhuafa
Di pedalaman Pulau Timor, terdapat sebuah pondokan sunyi yang menyimpan cerita perjuangan siswa-siswi MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) 1 Silu, Kampung Tuniun Sillu, Desa Bileon, Kecamatan Fautmolo, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Pondokan yang mirip gudang, dengan dinding dari papan dan lantai tanah, tidak memberikan rasa aman maupun nyaman.
Saat memasuki pondokan tua itu, hawa dingin dan sunyi terasa menusuk. Pondokan ini pernah menjadi tempat tinggal siswa-siswi yang berjuang menempuh pendidikan jauh dari rumah mereka. Namun, sudah hampir setahun bangunan ini tak lagi digunakan karena kondisinya yang tidak layak.
Kondisi miris pondokan asrama siswa ini sekilas mirip gudang, tapi dulunya menjadi harapan bagi anak-anak pedalaman yang ingin tetap menempuh pendidikan dasarnya di MIN 1 Silu.
Jamal, Jumul, Rian, Fauzan, dan Zakaria, siswa-siswa MIN 1 Silu ini harus berjuang melewati dua sungai dari rumah mereka untuk mencapai sekolah.
Saat musim hujan, perjalanan ini menjadi sangat berbahaya karena arus sungai yang deras. Namun, demi menuntut ilmu, mereka tetap berusaha sekuat tenaga. Bagi mereka, pendidikan adalah pintu menuju masa depan yang lebih baik, meskipun harus mempertaruhkan keselamatan di perjalanan.
Karena kondisi yang tidak memadai, banyak siswa yang terpaksa bolos sekolah, terutama saat musim hujan. Hal ini membuat kami sadar, kebutuhan akan asrama yang layak sangat mendesak untuk memberikan tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi siswa-siswi MIN 1 Silu.
Bayangkan jika asrama baru yang layak berhasil dibangun. Anak-anak ini tidak lagi harus mengarungi sungai berbahaya setiap hari. Mereka bisa fokus belajar dengan nyaman tanpa khawatir akan cuaca buruk. Asrama baru ini bukan hanya sekadar bangunan, tetapi juga tempat yang memberikan harapan, semangat, dan perlindungan bagi mereka yang ingin terus belajar.