THK di Magelang: Dari Hanya Satu RT, Kini Satu Desa Banjarsari Bisa Nikmati Kurban
MAGELANG, JAWA TENGAH — “Semoga kurban ini adalah doa kami yang dijawab Allah 100 kali lipat. Tahun ini dapat titipan kurban 112 kambing dan penyembelihannya di dusun kami. Ya Allah, kalau gini kami jadi bisa ikut bantu bagikan lagi untuk dusun-dusun lain, satu desa kebagian,” ucap Pak Muryanto (60), warga Dusun Kepatran, Desa Banjarsari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
Pak Muryanto menyapa dan menyambut hangat kedatangan tim Dompet Dhuafa Jawa Tengah pagi itu, Rabu (19/06/2024). Sedikit perbincangan antara mereka hadir dengan nada yang rendah, senyum sumringah dan tuturnya ramah. Boleh jadi, kebaikan dan ketulusan hati pak Muryanto menjadi salah satu penyebab doa-doanya diijabah.
“Tahun lalu hanya ada kurban satu kambing. Itu kami bagikan secukupnya untuk satu RT saja. Namun tetap bersyukur dan berdoa semoga ada kurban lagi kedepannya,” ungkap Pak Muryanto lagi.
Ungkapan Pak Muryanto menjadi percikan semangat bagi tim Dompet Dhuafa. Betapa dapat dibayangkan bahwa sebelumnya mereka per-keluarga mendapat tidak sampai satu kilogram daging kurban. Kini saat ditipkan amanah kurban ratusan kali lipat jumlahnya, mereka ikut rela membaginya lagi dan ikut meluaskan manfaatnya.
“Monggo (silahkan), diminum dulu teh-nya,” lanjut Pak Muryanto, menawari tim Dompet Dhuafa dengan suguhan minuman teh hangat.
Mata pencaharian warga Desa Banjarsari, Grabag, umumnya adalah petani kopi dan kayu sengon. Irfan (27), warga Dusun Kepatran, sebelumnya bekerja sebagai buruh angkut kayu tersebut. Namun kini Irfan yang hanya seorang lulusan sekolah dasar, harus melakukan kesehariannya dari atas kursi roda.
“Pernah kerja buruh angkat kayu. Untuk tenaga, saya sering konsumsi minuman stamina dan pengawet. Sejak 10 tahun lalu terkena sakit Ginjal,” aku Irfan.
Dalam kesempatan menyalurkan daging kurban kepada Irfan, Yulfa Adi, tim THK Dompet Dhuafa di Kabupaten Magelang turut mengerahkan bantuan program Layana Sosial Dompet Dhuafa Jawa Tengah berupa kursi roda kepada Irfan hari itu.
“Beliau (Irfan) sangat butuh bantuan dampingan. Sudah 10 tahun ia rutin menjalankan terapi cuci darah. Ayahnya sudah meninggal dan ibunya bekerja sebagai penempel lapisan kayu triplek. Semoga kursi roda dan tentu daging kurban yang diberikan bisa bermanfaat bagi Irfan dan ibunya.
Selain faktor Kurban 3 Pasti (Pasti Jantan, Pasti Lolos Quality Control dan Pasti Sampai ke Pelosok Negeri), ada banyak kisah manusia didalamnya. Penyaluran kurban di Jawa Tengah kali ini, memiliki ragam kisah yang menjadi percikan semangat berbagi. Menyala sebagai kebaikan dan mengukuhkan manfaat setiap peran. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Dhika Prabowo
Penyunting: Dedi Fadlil