Distribusi THK Sumut ke Desa di Atas Air Hingga Desa di Atas Bukit
SUMATRA UTARA — Sebaran hewan dan daging kurban oleh Dompet Dhuafa menyasar wilayah-wilayah yang masyarakatnya memiliki keterbatasan dalam melaksanakan kurban. Tidak sedikit wilayah sebaran Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa berada di titik-titik yang sulit untuk dijangkau. Seperti di Sumatra Utara, Dompet Dhuafa Waspada telah berhasil memotong sebanyak 384 setara domba/kambing (doka) ke berbagai lokasi terpencil. Dua di antaranya adalah Desa Jaring Halus dan Desa Barusjahe.
Sebanyak 13 domba dan 1 ekor sapi kurban dipotong di Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Langkat, sementara 1 ekor sapi seberat hampir 400 kilogram dipotong di Desa Barusjahe, Kabupaten Karo.
Kedua lokasi ini memiliki karakteristik yang begitu bertolak belakang, baik itu secara geografis, kultural, maupun spiritual. Jaring Halus berada di atas laut. Terlihat sebagian besar rumahnya berbentuk panggung di atas permukaan air. Latar belakang suku masyarakat desa ini adalah melayu muslim yang masih memiliki keterikatan darah dengan masyarakat Negeri Kedah yang ada di Malaysia. Hampir seluruh masyarakat desa ini bermata pencaharian utama sebagai nelayan.
Sementara Barusjahe berada di perbukitan. Latar belakang suku masyarakatnya adalah Batak Karo dengan penganut mayoritasnya adalah kristen. Hanya sekitar 20 persen saja masyarakatnya yang menganut agama Islam, itu pun sebagiannya merupakan pendatang. Karena berada di perbukitan, maka banyak dari mereka yang bertani dan berkebun.
Untuk mengantar hewan kurban sampai di Desa Jaring Halus, tim Dompet Dhuafa Waspada harus menyediakan perahu kayu melalui sungai Terusan Langkat dari Dermaga Pematang Buluh, Kecamatan Secanggang. Sedangkan untuk menuju Barusjahe, tim THK beserta hewan kurban harus melewati jalan menanjak dan berkelok dengan jurang di kanan dan kiri di sepanjang jalan.
“Sebanyak 384 setara domba/kambing (doka) telah berhasil didistribusikan ke berbagai desa terpencil yang mencakup wilayah Medan, Binjai, Deli Serdang, Lubuk Pakam, Langkat, Serdang Bedagai, Simalungun, Rantau Parapat, Padang Sidempuan, Batubara, Duri, dan Karo,” kata Sulaiman, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Waspada.
Di hari pertama pemotongan, Senin (17/7/2024) pagi, warga Jaring Halus begitu antusias menyaksikan pemotongan hewan-hewan kurban itu. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Kemeriahan seperti ini hanya terjadi satu kali saja dalam setahun. Itupun sejak Dompet Dhuafa menghadirkan program THK di sana, yaitu sejak lima tahun terakhir. Di hari itu, mereka bersedia untuk tidak melaut agar bisa ikut larut dalam kemeriahan THK ini.
Siang hari, saat para lelaki masih mencacah-cacah daging, sedang para perempuannya menyiapkan bumbu-bumbu di rumah, Chiki ditemani oleh anak-anak Jaring Halus mendatangi satu per satu rumah warga. Sambil menyerahkan daging yang menjadi hak mereka, Chiki menyapa dan mengobrol hingga larut dalam candaan-candaan kecil.
Habis sudah daging-daging berhasil terdistribusikan kepada masyarakat Desa Jaring Halus. Misi selanjutnya di hari pertama tasyrik, yaitu Selasa (18/06/2024), adalah pendistribusian THK untuk masyarakat Desa Barusjahe.
Perasaan terombang-ambing di atas air belum hilang, Tim THK Sumut sudah langsung dihadapkan dengan lika-liku jalan pegunungan menuju Desa Barusjahe.
Perjalanan dari Desa Jaring Halus ke Barusjahe setidaknya memerlukan waktu lima jam. Setibanya di sana, masyarakat sudah menyambut dengan sangat antusias. Sama halnya di Jaring Halus, di hari itu, mereka rela meninggalkan aktivitasnya di ladang untuk ikut bersemarak dalam kurban.
Pelaksanaan penyembelihan sapi kurban dilakukan di sebuah bidang tanah kosong yang bersebelahan dengan simbol-simbol agama kristen. Pemandangan seperti ini sangatlah lumrah terjadi pada momen THK di wilayah minoritas muslim. Bahkan, antusias masyarakatnya tidak hanya datang dari umat muslim, melainkan umat agama lain yang berada di sekitarnya.
Chiki kembali ikut mengantarkan daging-daging kurban ke rumah para penerima manfaat. Berbeda dengan proses pendistribusian sebelumnya. Jika di rumah-rumah Jaring Halus saling berdekatan, sehingga distribusi paket daging lebih singkat dilakukan, maka di Barusjahe rumah-rumahnya saling berjauhan. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Riza Muthohar Penyunting: Dhika Prabowo