Sedekah Qur’an Braille
Dompet Dhuafa
Ramadan kali ini, mereka punya speaker Qur'an. Alhamdulillah!
Ya Allah, mata saya kenapa? Kaget, bingung, shock, dan histeris itulah respon yang pertama kali dirasakan oleh Susi Ratna Dewi (54) saat merasakan sesuatu yang berbeda pada matanya, ia katakan ada bayangan putih yang menutupi seluruh penglihatannya pada 2014 silam.
Ya, sepuluh tahun lalu nikmat penglihatannya 'diambil' oleh Allah yang menurut diagnosa menderita ablasio retina. Tentu tak mudah menerima kenyataan. Lama bergumul dengan amarah dan penolakan, akhirnya ia menemukan cahaya Islam yang membuatnya ridha atas irisan takdir yang menimpanya.
Dulu sebelum menjadi netra, ia adalah seorang IRT yang juga aktif berkegiatan di luar rumah demi membantu perekonomian keluarga, mulai dari jadi Lady Yakult, hingga berjualan kudapan yang dibuatnya sendiri.
Kini, tak jauh berbeda. Ia tetap aktif di 'dunia gelap' nya, termasuk menjadi motor penggerak dalam mengajak sahabat netra lainnya dalam program 'Bina Takwa Disabilitas' binaan Dompet Dhuafa Jawa Barat.
Kita paham, bahwa setiap manusia memiliki hak untuk mengenal lebih dekat dengan Rabbnya. Salah satunya dengan mempelajari dan memahami Al-Qur'an.
Tak kurang dari 120 orang sahabat netra hadir dalam kegiatan kajian rutin yang diadakan di Masjid An-Nur PT. Inti Jl. BKR, Cigereleng, Kec. Regol, Kota Bandung, Jawa Barat.
Program yang mulai dirintis sejak tahun 2021 ini memang menjadi hal yang senantiasa ditunggu oleh sahabat netra bahkan para sopir angkot. Ya, karena dari kegiatan ini para sopir yang biasanya sepi penumpang bisa meraih penghasilan lebih banyak. Selain mendengar kajian, kali ini mereka mendapatkan hadiah speaker Qur'an.
Ya, speaker Qur'an menjadi pilihan pendukung belajar Qur'an untuk mereka. Selain harganya yang lebih terjangkau dari Qur'an Braille, ini pun dirasa lebih memudahkan mereka untuk selalu berinteraksi dengan Al-Qur'an.
Waduh! Para OJOL datangi kantor DD unit Banyuwangi, kenapa nih?
Menjadi pengemudi ojek online bukan cita-citanya, tapi lewat pekerjaan inilah Bintoro merasakan syukur akan takdirnya. Berawal saat pandemi, ia dan ojol lainnya berjodoh dengan Dompet Dhuafa untuk salurkan banyak kebaikan mulai dari antar bantuan paket pangan hingga penyemprotan disinfektan.
Kita yang bisa melihat aja kadang masih males baca Al Qur'an, jadi pas lihat mereka semangat ngaji kami langsung mikir bisa bantu apa ya? Kami ingin kontribusi". Bintoro (Relawan OJOL Sekolah Qur'an Braille DD unit Banyuwangi)
Tak selesai sampai sana kini saat pandemi tak lagi ada, nuraninya terpanggil untuk kembali bersinergi. Berasal dari Ketapang, ia dengan tujuh rekan lainnya selalu semangat mendatangi kantor DD unit Banyuwangi yang berlokasi di Jl. Imam Bonjol No.35, Tukangkayu, Kec. Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi tiap Jumat. Tentu bukan tanpa alasan, tugas mereka begitu mulia yakni menjemput guru juga santri Sekolah Qur'an Braille dengan GRATIS tanpa bayaran sama sekali.
Meski pendapatan tak menentu, tapi ia dan rekan lainnya tak pernah merasa menyesal harus matikan aplikasi selama proses jemput antar santri. Setidaknya ada 2 (dua) guru dan 15 orang santri yang harus dilayani dengan jarak jempuh cukup jauh, yang jika dirupiahkan tentu menjadi pundi-pundi menggiurkan untuk dibawa pulang.
Tak harus dengan uang, nyatanya berbuat baik bisa dengan cara apapun, karena memang kebaikan akan selalu datang dari hati dengan cara yang kadang di luar kendali.
Rupanya pengadaan Qur'an Braille bukan satu-satunya solusi terhadap permasalahan yang mereka hadapi. Mereka juga butuh fasilitas pendukung lainnya seperti: pengadaan IQRA, buku tajwid, pendampingan, akses transportasi serta tenaga pengajar. Maka, kehadiran relawan ojol tersebut begitu membantu.
Terima kasih Bapak/Ibu, atas izin Allah kemudian dukungan dari Anda, Alhamdulillah Dompet Dhuafa kembali menyalurkan fasilitas pendukung untuk saudara tunanetra belajar Qur'an.
Pembelajaran masih terus berjalan. Tentu masih banyak saudara tunanetra yang butuh kita bantu. Jangan berhenti untuk berikan perhatian kita kepada mereka. Saatnya kembali ambil peran untuk menjembatani harapan banyak tunanetra agar bisa terus mengaji, dengan klik SEDEKAH SEKARANG!
Andai bunuh diri itu halal...
Mengejutkan kalimat tersebut keluar dari bibir seorang penghafal Qur'an! Menjadi buta di usia 16 tahun membuat Citra, ia akrab disapa seakan kehilangan arah. Bukan hanya pandangannya yang gelap, tapi dunia pun gelap tak bersahabat.
Ia terpaksa mengundurkan diri dari pondok pesantren saat sudah setengah perjalanan menuju kelulusan, yakni kelas 2 aliyah (setingkat SMA). Mimpi mengejar beasiswa ke Mesir kandas, hidup dalam kegalauan dirasakan olehnya.
Tahun 2005 saat kejadian itu berlangsung merupakan tahun terberat menurutnya, ia marah, mengutuk keadaan bahkan pilihan untuk bunuh diri pun sempat menggelayuti pikirannya. Syukurnya, ia memiliki support system yang baik, para guru di pondok, keluarga dan teman-teman tetap mendokan kebaikan dan mendukung langkahnya, sehingga pikiran negatif perlahan menghilang.
Semua butuh proses! Tak sebentar memang, butuh waktu untuk bisa menerima keadaan. Bergabung ke dalam komunitas tunanetra pada tahun 2012 mengantarnya perlahan ridha akan takdir hidupnya. Tujuh tahun hidup dalam keadaan tak tenang, akhirnya luluh dalam dekapan hangat kawan seperjuangan. Terus bergerak, hingga akhirnya Allah perjalankan untuk bergabung dengan Yayasan Tunanetra Raudhatul Firdaus pada tahun 2017. Dan karena yayasan tersebutlah, kami dipertemukan.
Alhamdulillah, Dompet Dhuafa kembali menyalurkan Qur'an Braille amanah Bapak/Ibu. Kali ini, sebanyak 22 set diserahkan ke Yayasan Tunanetra Raudhatul Firdaus yang telah berkiprah dalam pembinaan tunanetra, mendampingi ratusan santri atau jamaah tunanetra yang ingin belajar mengaji sejak tahun 2002.
Terima kasih Bapak/Ibu, Qur'an braille dari Anda memberikan letupan semangat mereka. Kembali memberikan keyakinan, jika masih banyak orang yang peduli terhadap keterbatasan yang mereka miliki. Mari terus bersama terangi hati tunanetra dengan berikan Qur'an braille untuk mereka, klik SEDEKAH SEKARANG!