Sedekah Quran untuk Pelosok
Sahabat Sinergi Puspita
Puluhan Tahun Mengaji dengan Al-Quran Lusuh: Saatnya Sedekah Al-Quran Baru untuk Pelosok Banten
Di pelosok Banten yang jauh dari hiruk-pikuk kota, berdirilah sebuah pesantren sederhana yang menjadi tempat berlindung dan belajar bagi 45 santri. Namun, di balik semangat dan keteguhan hati mereka, tersembunyi cerita yang memilukan. Setiap hari, para santri ini harus bergantian membaca Al-Quran yang sudah lusuh, usang, dan nyaris tak terbaca. Jumlah Al-Quran yang terbatas membuat mereka harus bersabar, menunggu giliran untuk menyentuh kalam Allah yang mereka cintai.
Di Antara Kayu Rapuh dan Krisis Air, Mereka Berjuang untuk Masa Depan
Warga Desa Paja, Kecamatan Sajira, Banten, terpaksa meninggalkan rumah yang telah mereka huni bertahun-tahun karena penggusuran untuk pembangunan Waduk Karian. Di tengah hutan, mereka mencoba membangun kembali kehidupan yang telah hancur.
Dengan semangat gotong royong dan harapan yang tersisa, mereka mendirikan pesantren untuk anak-anak mereka, meskipun hanya dengan kayu seadanya yang membuat bangunan itu rapuh dan goyah setiap kali hujan deras atau angin kencang menghantam. Namun, penderitaan mereka tidak berhenti di situ. Krisis air bersih menghantui mereka setiap hari, karena sumur yang dangkal tak mampu menyediakan air yang cukup.
Di sisi lain, keterbatasan listrik yang hanya menyala di sore hari semakin mempersempit ruang mereka untuk belajar, menjadikan setiap hari sebagai perjuangan untuk sekadar bertahan hidup dan terus berharap pada masa depan yang lebih baik.
Ketulusan dan Harapan di Tengah Keterbatasan
Di tengah segala keterbatasan ini, pesantren tetap menjadi rumah bagi para santri yang penuh semangat. Mereka datang ke pesantren ini dengan harapan besar untuk mendalami Al-Quran dan ilmu agama, meski tanpa biaya. Pesantren ini berdiri atas dasar ketulusan, tanpa memungut sepeser pun dari para orang tua, karena bagi mereka, kesempatan untuk belajar lebih berharga dari apapun.
Namun, duka yang menyelimuti kehidupan sehari-hari mereka tak bisa diabaikan. Al-Quran yang mereka gunakan sudah lusuh, lembarannya mulai rapuh. Hanya ada beberapa Al-Quran yang tersisa, dan itu pun harus dibagi di antara tiga santri. Setiap hari, mereka bergantian membaca dengan tekad yang kuat, meskipun sarana yang ada sangat terbatas.
Satu Al-Qur'an untuk Tiga Anak: Menyulut Harapan di Pesantren Terpencil Banten
Al-Qur'an bukan hanya buku bagi mereka, tapi cahaya yang menerangi jalan di tengah kegelapan. Di sini, di pesantren kecil ini, anak-anak menggantungkan masa depan mereka pada setiap ayat yang mereka baca. Namun, dengan keterbatasan yang ada, mereka harus berbagi, mengorbankan waktu belajar mereka, hanya untuk bisa menikmati apa yang seharusnya mereka miliki sepenuhnya.
Bayangkan, di saat anak-anak lain menikmati pendidikan dengan segala fasilitas buku-buku baru, ruang kelas nyaman, dan teknologi yang mendukung, anak-anak pesantren ini harus bergulat dengan keterbatasan. Mereka tidak memiliki kemewahan itu. Di sini, di pesantren ini, satu Al-Qur'an menjadi harta yang harus diperebutkan, sementara di tempat lain, anak-anak bisa memiliki banyak hal tanpa harus menunggu atau berbagi.
Ayo Sedekahkan Al-Quran Baru untuk Mereka!
Bayangkan bagaimana mereka berusaha keras untuk mempelajari Al Qur’an dengan segala keterbatasan ini. Mereka butuh dukungan kita. Setiap Al-Quran baru yang disedekahkan akan menjadi cahaya di tengah kegelapan yang mereka hadapi.
“Ketika anak Adam mati, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah (sedekah), ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)1
Sedekah, termasuk mesedekahkan Al-Qur’an, adalah salah satu amalan yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang melakukannya telah meninggal dunia. Semakin banyak orang yang memanfaatkan sedekah tersebut, semakin besar pula pahala yang diperoleh.
Mari bersama kita bantu mereka. Dengan sedekah Al-Quran baru, tak hanya memberikan mereka sarana belajar yang layak, tetapi juga menyemai pahala yang terus mengalir, sebanyak Al Qur’an yang mereka baca setiap hari.