Bangun Pojok Baca untuk Anak-anak Pelosok Gunung Batu Banten
Dompet Dhuafa
Di tengah maraknya penggunaan sosial media, faktanya minat baca orang Indonesia menurut data UNESCO hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Sementara survei Program for International Student Assessment (PISA) menyebutkan tingkat literasi Indonesia berada di urutan ke-62 dari 70 negara di dunia.
Tak jauh dari hiruk pikuknya kota, salah satu desa di pelosok Banten masih banyak dijumpai anak-anak sekolah yang tak punya buku bacaan.
Sekitar 60 anak di MI Amarullah, kampung Gunung Batu, Kec. Cibaliung, Kab. Pandeglang, Banten harus belajar setiap harinya dengan buku-buku yang sama dan kondisinya juga sudah usang termasuk buku-buku pelajaran. Tak ada buku-buku bagus yang menghiasi ruangan kelas mereka. Buku-buku hanya mereka letakan di pojokan kelas di sebuah rak kayu kecil yang kondisinya juga sudah lapuk.
Perpustakaan merupakan pondasi utama untuk meningkatkan minat baca anak-anak dan melekatkan mereka dengan buku sejak dini. Karena dengan melek literasi, mereka akan mudah menemukan jati diri untuk masa depan.
Ketika kami bertanya tentang cita-cita kepada anak-anak di MI Amarullah, secara serentak mereka menjawab ingin menjadi guru. Tentunya hal ini karena minimnya literasi sehingga anak-anak belum memiliki imajinasi tentang ragamnya profesi yang saat ini ada.
Terbatasnya jumlah buku sangat mempengaruhi prestasi belajar para siswa. Belum lagi buku-buku yang tersedia saat ini masih banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Padahal menurut standar UNESCO untuk meningkatkan literasi minimal harus 3 buku baru untuk setiap orang setiap tahunnya.
Sahabat, mungkin di rumah kita banyak sekali buku-buku yang terhias rapih di rak buku. Tapi bagaimana dengan anak-anak pelosok yang harus terus belajar. Ayo sama-sama menjadi Pejuang Literasi untuk anak-anak pelosok negeri dengan BANTU HADIRKAN POJOK BACA