Bantu Kirimkan Air untuk Wilayah Kekeringan 1000 Titik di Indonesia
Dompet Dhuafa
El- Nino datang, 73% wilayah di Indonesia kekeringan Ekstrim. Fenomena iklim yang membuat penurunan curah hujan dan kekeringan, El Nino. Diperkirakan berlanjut sampai Februari 2024.
Fenomena ini memiliki dampak yang signifikan terhadap Indonesia, menciptakan tantangan serius bagi berbagai aspek kehidupan dan lingkungan.
Selama musim kemarau dan El-Nino, curah hujan menurun secara dramatis mengakibatkan kekeringan yang mengancam pasokan air untuk pertanian, pemenuhan kebutuhan air minum serta sektor industri.
Sumber-sumber air seperti sungai, danau dan bendungan mengering. Hal tersebut menghambat produktivitas pertanian dankelangkaan air bersih bagi masyarakat.
Warga harus menyewa angkot atau membeli air bersih adalah hal yang menguras sumber daya finansial yang sudah tipis.
Sementara Bagi warga seperti Pak Narman (72 tahun) Warga Desa Weninggalih, Jonggol, Bogor. Mencari sumber air bersih adalah tantangan besar, terutama karena usianya yang sudah lansia. Berjalan ratusan meter atau bahkan kilometer untuk mencari air bersih adalah hal yang menyiksa baginya.
Air adalah salah satu kebutuhan dasar manusia untuk kehidupan. Bagi banyak orang di seluruh dunia, akses terhadap air bersih sangat penting untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti minum, memasak, membersihkan diri, dan menjaga kebersihan. Namun, di beberapa daerah, akses terhadap air bersih mungkin sulit diperoleh, terutama oleh kelompok-kelompok yang kurang mampu secara ekonomi.
alam merespon kondisi darurat kekeringan, Dompet Dhuafa memetakan daerah rawan kekeringan dan menyiapkan puluhan truk tangki guna mendistribusikan air dari sumber-sumber air tak terdampak ke berbagai wilayah yang membutuhkan.
Kami butuh Sahabat untuk melengkapi kebaikan ini. Bergabunglah dalam upaya penyedian air bersih sekarang. Setiap donasi Sahabat akan menelamatkan nyawa dan memberikan harapan bagi mereka yang terdampak. Klik Donasi Sekarang.
Alhamdulillah, Bantuan Air Bersih Tiba di Pengungsian Erupsi Lewotobi
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Minggu (03/11) lalu telah menutup sejumlah sumber air bersih milik warga, akibatnya krisis air bersih terjadi di pos-pos pengungsian. Kondisi ini semakin buruk seiring kemarau panjang yang terjadi sehingga menyebabkan pasokan air bersih terus berkurang.
Alhamdulillah, bersama kebaikan Sahabat distribusi air bersih dilakukan oleh Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa di sejumlah titik pengungsian, di antaranya SMA Titehena dan SMP 1 Titehena yang terletak di Dusun Gonolule, Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Terima kasih, Sahabat.
Saat ini Mida Dwi Nurlina, Penanggungjawab Respons DMC Dompet Dhuafa untuk erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menyampaikan radius wilayah terdampak diperluas hingga 9 kilometer. Kondisi ini menyebabkan akan semakin banyak warga yang mengungsi sehingga akan semakin banyak kebutuhan air bersih di pengungsian.
Tunggu update kami berikutnya Sahabat, distribusi air bersih ini akan terus mengalir untuk wilayah-wilayah kekeringan lainnya. Klik DONASI SEKARANG
Warga disini mengandalkan air tampungan hujan untuk hidup...
"Akhirnya setelah seminggu kami kebingungan mendapat air bersih, sekarang kami dapat bantuan. Terima kasih Donatur Dompet Dhuafa semoga selalu dilimpahkan rezeki dan kesehatan." – Menik, Warga Sumuran Gunung Kidul.
Sejak beberapa bulan terakhir, sebagian besar wilayah di Gunung Kidul dilanda kekeringan panjang. Pemerintah DIY bahkan telah menetapkan status Siaga Darurat Kekeringan hingga 31 Oktober 2024. Kecamatan seperti Purwosari, Panggang, dan Tanjungsari termasuk yang paling terdampak. Sumur-sumur mengering, dan warga hanya mengandalkan tampungan air hujan yang semakin menipis.
Alhamdulillah, pada tanggal 31 Agustus 2024, bantuan yang sangat dinantikan itu datang. Dompet Dhuafa Cabang Yogyakarta mulai mendistribusikan tangki air bersih ke berbagai dusun di Gunung Kidul.
Tangki demi tangki air diantarkan ke tempat-tempat yang selama ini kesulitan mendapatkan bantuan, termasuk ke Dusun Sumuran, tempat Menik tinggal.
Tangki air bersih yang telah didistribusikan membawa harapan baru bagi 33 keluarga di Dusun Gubar, 17 keluarga di Dusun Sumuran, dan 22 keluarga di Dusun Gumbeng. Namun, krisis ini belum berakhir. Hingga kini, ribuan warga di Gunung Kidul dan daerah kekeringan lainnyamasih membutuhkan bantuan air bersih.
Yuk bersama kami bantu masyarakat yang menderita kekeringan dengan klik Sedekah Air Sekarang.
Warga ini Patungan Sewa Angkot Demi Air Bersih
“Kalau lagi tidak ada air, kita ke Sungai Cianten. Dua hari sekali kita ke sungai Cianten untuk nyuci baju, bareng-bareng sekampung. Biasanya sewa angkot, selama musim kekeringan ini,” Ucap Bapak Alpian, Warga Bojong Neros, Sukamaju, Cibungbulang, Bogor.
Di Bojong Neros, sebuah desa di Kabupaten Bogor, warga terus berjuang untuk mendapatkan air bersih selama musim kemarau yang panjang.
Bayangkan, setiap hari mereka harus berjalan sejauh 2 hingga 3 kilometer ke Sungai Cianten hanya untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari mereka. Mereka bahkan harus menyewa mobil angkot, yang menguras sumber daya finansial yang sudah tipis.
Pada Jumat, 8 September 2023, melalui Program "Air Untuk Kehidupan," Dompet Dhuafa berhasil mendistribusikan air bersih ke berbagai wilayah di Kabupaten Bogor, termasuk Kampung Bojong Neros, Sukamaju, Cibungbulang, Bogor. Air bersih ini menjadi penyegar bagi warga yang sebelumnya hidup dalam kesulitan ekstrem.
Selama proses pendistribusian air bersih di Kecamatan Cibungbulang, masyarakat terlihat guyub dan saling membantu untuk mendapatkan air bersih.
Kedepannya Dompet Dhuafa akan membangun fasilitas sumber air berupa sumur bor, bak penampungan dan saluran pipa yang bisa dimanfaatkan warga sepanjang waktu terutama di masa kekeringan.
Mari Sahabat, terus bersamai kami melalui Program "Air untuk Kehidupan". Setiap Sedekah Subuh Sahabat akan membantu menyediakan air bersih, kebutuhan dasar, untuk mereka yang membutuhkan.
Klik Sedekah Air Sekarang untuk membantu mereka yang berada di wilayah kekeringan ekstrim.